Kamis, 28 Agustus 2014

Menyangkal diri

Menyangkal diri itu ada di tiap aspek kehidupan.

Dlm keluarga, ketika tak sependapat dg pasangan, perlu menyangkal diri agar tdk bertengkar.
Saat tak sependapat dg ortu/mertua/saudara, perlu menahan diri agar tak tengkar.

Dlm pekerjaan/kantor, saat disalahkan. Sementara org lain tak mau disalahkan. Ya.... mengalah saja. Ngapain ribut. Tidak ada gunanya. Yg lemah yg rugi.

Dlm bergaul di masyarakat, kita perlu mengalah, ramah, baik hati, menolong org lain semampu kita. Bukankah itu penyangkalan diri. Memberi waktu, tenaga, perhatian bg sesama. Sementara mungkin tdk ada org yg peduli terhadap kita.

Saat capek, harus datang pertemuan. Bukankah itu penyangkalan diri.

Pengabdian tanpa pamrih/upah duniawi. Bukankah itu penyangkalan diri.

Makanya bnyak orgtua/org bijak berkata: org sabar dikasihi Tuhan. Sementara org dunia berkata: org sabar diinjak org. Lebih baik menginjak org lain.

Bagaimana anda bisa mendamaikan dunia?
Bagaimana anda bisa menjadi berkat?
Semua dimulai dari menyangkal diri sendiri, alias mengalah, dan sabar.

Mengalah & sabar adalah mengalahkan ego. Saat kita ingin memberontak, melawan, memukul, membalas, ..... hey....
Tenang... sabarlah dikit lagi kawan....

Biarkan org lain sombong. Biarkan org lain suka mentang2 & berkuasa (jika ada). Apa boleh buat, kawan? Sudahlah. Kita ini orang kecil. Org lain mungkin tak sebahagia kita.

Biarlah Tuhan yg Maha melihat, melimpahkan rahmat & kemurahanNya bagimu. Tebarkanlah kasih dan senyum bg dunia. Tebarkan damai dg ikhlas. Mengalah dg rela.

Tuhan Yesus mengasihimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar