Minggu, 04 Agustus 2013

melewati ujian untuk menang

Kolose 4:5
Hiduplah dengan penuh hikmat, pergunakanlah waktu yang ada


Bacaan Alkitab Setahun:Mazmur 110; Lukas 22; Hakim hakim 7-8


Sebelum meraih sebuah kemenangan, tentunya banyak ujian-ujian yang harus dihadapi. Banyak tantangan-tantangan yang harus dilewati.

Seorang musisi perlu latihan selama bertahun-tahun untuk menjadi seorang musisi yang sangat terkenal dan diakui oleh banyak orang. Seorang pilot harus berlatih untuk menerbangkan pesawat dalam waktu lama sebelum dia benar-benar mampu untuk menjalankan pesawat. Seorang murid, agar dapat lulus, harus menempuh tahap dan waktu belajar yang cukup lama.

Kita harus bisa berkorban dan disiplin waktu agar dapat menjadi hamba Tuhan yang setia. Apabila kita setia pada perkara-perkara kecil, maka Tuhan akan mempercayakan kepada kita perkara-perkara yang besar.

Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Kita bisa memenangkan semua pertandingan yang ada, asal kita mempunyai keyakinan, niat dan usaha. Jauhkan pikiran-pikiran negatif yang dapat membuat Anda merasa putus asa. Percayalah bahwa Tuhan tidak pernah memberikan penderitaan yang melebihi kekuatan kita.

Ujian akan membawa Anda kepada kaki-Nya. Tetaplah di sana, maka pengharapan itu sungguh ada.

menghadapi pencobaan 4

Menghadapi Pencobaan

Gimana sih caranya untuk bisa setia pada komitmen????

Seringkali setelah membuat sebuah komitmen dalam TUHAN, baik itu tentang hubungan pribadi dengan TUHAN, atau tentang hubungan dengan sesama, atau bahkan dalam usaha untuk mengatasi kebiasaan-kebiasaan buruk (misalnya dengan mendisiplinkan diri), kita dihadapkan pada begitu banyak hal yang menjadi pencobaan bagi kita dalam menjalankan komitmen itu...


Pencobaan-pencobaan itu bukan datang dari TUHAN, karena ada tertulis bahwa TUHAN tidak mencobai siapapun (bdk. Yakobus 1 : 13). Trus dari mana??? Menurut Firman TUHAN, pencobaan pencobaan itu datangnya dari keinginan kita sendiri. Saat dalam diri kita timbul keinginan terhadap sesuatu yang bertentangan dengan kehendak TUHAN, itulah pencobaan.
 Misalnya saat sedang menghadapi ujian di sekolah awalnya kita berniat untuk tidak menyontek. Namun, ketika pengawas meninggalkan ruanga sehingga membuka kesempatan bagi kita untuk menyontek, dalam hati kita timbul keinginan untuk menyontek. Inilah yang disebut pencobaan.
Contoh lainnya, misalnya saat kita telah membuat komitmen untuk tidak menonton "film orang miskin" (baca : porno) lagi, tiba-tiba kita melihat atau mendengar ada orang di sekitar kita yang menonton itu dan timbul keinginan kita untuk melanggar komitmen itu, itulah pencobaan.

Firman TUHAN juga udah memberitahukan kepada kita bahwa jika kita membuahi keinginan - keinginan itu, maka ia akan melahirkan dosa yang pada akhirnya akan membawa kita kepada maut. So, kita ga boleh dong melakukan keinginan kita itu (pencobaan)... tapi ga sedikit dan ga jarang kita menemukan orang-orang jatuh ke dalam pencobaan karena tidak sanggup mengatasi keinginan-keinginan yang timbul itu. Bahkan mungkin kita juga termasuk dari orang-orang tersebut... kok bisa? ya bisa lah... kekuatan kita secara alami memang ga bakalan bisa mengatasi desakan desakan keinginan dari diri kita sendiri.


Jadi... apa yang harus kita lakukan???
mari kita menaruh perhatian kita pada firman yang ditulis di Mazmur 119 : 9



Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? 
Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.

Yupzz.... dengan menjaga hidup kita sesuai dengan apa yang diajarkan firman TUHAN. Untuk itu, hal yang harus kita lakukan untuk bisa lepas dari berbagai pencobaan adalah
  1. Sering-seringlah merenungkan Firman TUHAN
    Saat kita membaca dan merenungkan firman TUHAN, Roh Kudus akan mengajari kita lewat firman yang kita baca itu tentang banyak hal seperti apa yang TUHAN kehendaki untuk kita perbuat, bagaimana melakukannya, apa hadiah yang diberikan-Nya kepada orang yang setia dan banyak lagi. Roh Kudus akan mengingatkan kita kembali tentang semua yang telah kita renungkan ini ketika kita berada dalam pencobaan sehingga kita beroleh alasan yang cukup kuat untuk lepas dari pencobaan - pencobaan itu.
        
  2. Sering-seringlah berdoa
    Maksudku, biasakanlah berdoa setiap waktu dalam keadaan apapun. Kita harus mengandalkan TUHAN dalam segala situasi di hidup kita baik saat kita berada dalam situasi yang (menurut kita) baik maupun yang buruk, terutama saat menghadapi pencobaan. Dengan kekuatan kita sendiri, kita ga bakalan sanggup menahan desakan pencobaan itu, tapi dengan pertolongan TUHAN, kita pasti lepas dari jerat yang berusaha menjatuhkan kita itu.
         
  3. Jangan membawa diri ke dalam pencobaan, tapi kabur lah.
    Ada orang yang sudah tahu bahwa adalah salah jika melanggar komitmennya, namun malah pergi ke tempat atau ke lingkungan yang justru dapat membuatnya menjauh dari TUHAN. Ini namanya membawa diri ke dalam pencobaan. Kalau udah tahu bahwa suatu lingkungan atau suatu tempat berpotensi menimbulkan pencobaan pada dirimu, jangan sok - sok hebat datang ke tempat itu, sebab kalau engkau jatuh akibatnya akan fatal. Teladanilah apa yang dilakukan yusuf. Saat nyonya potifar mendatangkan pencobaan padanya, ia tidak membiarkan dirinya dicobai dengan bertahan ditempat itu... apa yang ia lakukan? ia lari dari pencobaan itu. Dengan kata lain, ia menjauhkan dirinya dari pencobaan itu.

menghadapi pencobaan 3

Respon Dalam Menghadapi Pencobaan


“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan2 biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13)

Hidup selalu memiliki korelasi / hubungan yang erat dengan yang namanya masalah, kesukaran atau penderitaan. Di dalam Mazmur 90:10, Musa menuliskan bahwa kebanggaan dari kehidupan yang panjang adalah kesukaran dan penderitaan. Sehingga muncul perkataan yang cukup populer dari orang-orang dunia: “hidup ini penuh dengan masalah, kalo gak mau menghadapi masalah, jangan hidup!

Ayat yang menjadi pembacaan dan perenungan Firman Tuhan pada kesempatan kali ini ini bicara mengenai “pencobaan” (yun: pi-ras-mos) yang artinya “untuk membuktikan melalui uji coba”.

Dari sini kita bisa mengambil definisi bebas dari pencobaan sebagai berikut : PENCOBAAN adalah tantangan dalam kehidupan (dapat berupa pergumulanatau persoalan) yang "diijinkan" TUHAN terjadi dalam hidup kita dengan tujuan untuk membuktikan kualitas kita.

Contoh konkritnya adalah seperti pd kasus AYUB! Mungkin kita sempat berpikir, “koq Tuhan tega ya...si Ayub mengalami pencobaan sampai habis-habisan seperti itu?”

Tapi coba lihat apa dampak/hasil dari pencobaan yang Ayub alami, yang pertama Ayub mengenal Tuhan secara pribadi (Ayub 42:5-6). Yang kedua adalah untuk membuktikan kepada iblis bahwa untuk menjatuhkan satu orang saleh yang belum mengenal Tuhan secara pribadi saja dia tidak sanggup, apalagi menjatuhkan orang yang telah ditebus oleh Darah Kristus! Haleluyah!

Dari kisah Ayub ini kita belajar bahwa yang penting bukanlah pencobaannya, tapi bagaimana kita merespon saat kita menghadapi pencobaan!

Pada kesempatan ini ini kita akan belajar 3 (tiga) respon yang benar dalam menghadapi pencobaan:

1. Sadarilah bahwa pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa.

Kecenderungan kita sebagai manusia adalah bahwa kita selalu berpikir bahwa pencobaan yang kita sedang alami adalah pencobaan yang paling susah di muka bumi ini dan tidak ada orang yang mengalami pencobaan seperti yang kita alami. Padahal sesungguhnya PENCOBAAN yang kita alami itu adalah PENCOBAAN YANG BIASA!
Beberapa  hari yang lalu, saya sempat menanyakan di sebuah kelompok COOL, pencobaan terberat apa yang pernah mereka alami. Ada yang mengatakan bahwa pencobaan yang paling berat buat dia adalah  pada saat awal menjadi orang kristen, ada yang bilang saat anaknya mengalami kecelakaan 2 kali, ada yang mengatakan pada saat mengalami PHK, dan ada juga yang bilang saat ditinggalkan suami. Pada saat mereka mengalami itu semua, rasanya sangat beraaaaat...tapi sekarang setelah mereka melalui itu semua, mereka bersaksi bahwa pencobaan yang mereka alami dahulu adalah pencobaan yang biasa.

2. Sadarilah bahwa Allah SETIA pada janji-Nya.

Janji yang mana? Janji bahwa DIA tidak  akan membiarkan / mengijinkan kita dicobai melampaui kekuatan kita.
Dlm menghadapi pencobaan yang menurut kita sangat berat, tidak jarang kita berteriak kepada TUHAN : "TUHAN aku sudah tidak kuat lagi, ini terlalu berat bagiku..." padahal kalau kita sadar, TUHAN-lah PENCIPTA kita. DIA yang paling tahu batasan kekuatan maksimum kita. Hanya kita saja  yang tidak menyadari seberapa kekuatan kita yang sesungguhnya. Itulah sebabnya DIA "ijinkan" pencobaan yang berat terjadi, agar kita sadar betapa besarnya kekuatan yang DIA berikan pada kita dalam menghadapi setiap masalah dan pergumulan.

3. Sadarilah dalam setiap pencobaan selalu ada jalan keluar yang TUHAN sediakan.

Inilah anugerah yang luar biasa bagi kita orang yang percaya pada  YESUS KRISTUS.
Dengan mengijinkan pencobaan terjadi, TUHAN TIDAK PERNAH BERMAKSUD untuk menjatuhkan kita! Itulah sebabnya DIA memberikan jalan keluar utk kita dalam setiap pencobaan, untuk itu di dalam menghadapi pencobaan fokus kita harus pada TUHAN YESUS bukan pada pencobaannya! Ketika kita fokus pada pencobaannya, mata kita akan menjadi ‘gelap’ dan tidak dapat melihat jalan keluar yang telah DIA sediakan. Sebaliknya apabila kita fokus pada TUHAN YESUS, mata kita akan dengan sangat jelas melihat jalan keluar yang telah DIA sediakan bagi kita.

Tuhan Yesus memberkati. (DL).


Sumber : hmministry.com

menghadapi pencobaan 2

Tips menghadapi pencobaan:
1. Mendekatlah pada Allah dan lawanlah iblis (Yak. 4:7)
2. Jagalah hatimu dengan kewaspadaan (Ams. 4:23)
3. Jangan merasa diri kuat
4. Jangan member kesempatan kepada iblis

 

Seluruh isi Yakobus membicarakan kualitas hidup orang percaya. Dalam bagian ini menekankan kehidupan orang Kristen dalam pertumbuhan dan kekudusan. Bagian ini disebut pendisiplinan kehidupan orang percaya yang menuntut ketaatannya bertumbuh secara progresif, khususnya bagaimana mereka mengendalikan diri akan keinginan dan sifat-sifat lamanya. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan:

1. Jangan menyalahkan Allah dalam hal kelemahan sifat diri (sinful nature). Dalam teologi Yahudi ada pengajaran bahwa Allah adalah sumber segala-galanya. Tetapi tidak dengan Yakobus. Peran manusia ikut ambil bagian dalam pencobaan (lih. Yak. 1:17)

2. Adanya keinginan manusia yang cenderung terikat oleh dosa.

3. Orang percaya itu harus bertahan dalam pencobaan. Bertahan mempunya arti: sabar dan ada ketekunan. Orang Kristen harus bertahan dan jangan melarikan diri. Mereka yang bertahan dan menang atas pencobaan akan menerima mahkota.  Itu sebabnya untuk mengatasi pencobaan kita perlu hikmat Tuhan dan hidup takut akan Tuhan.


Pencobaan yang dialami setiap orang percaya adalah pencobaan biasa bukan luar biasa (1 Kor. 10:13). Pencobaan adalah bagian hidup dari seseorang. Oleh sebab itu, dalam Yak 1:13 dimulai dengan kata “apabila”, dan bukan “jika”. Pencobaan bukan dari Allah karena Allah sumber dari segala yang baik, tetapi datangnya dari diri sendiri karena tersesat dan terpikat olehnya. Pencobaan bisa juga dari setan. Tetapi pencobaan itu tidak akan menjadi pencobaan bagi yang tidak tersesat. Adam dan Hawa dicobai oleh setan, mereka jatuh, karena terpikat oleh rayuan iblis. Berat atau tidak pencobaan tergantung kebiasaan dan kondisi kerohanian seseorang.

Bagaimana cara menang atas pencobaan:
1. Jangan meremehkan pencobaan dan menganggap diri kuat.
2. Jangan membesar-besarkan pencobaan.
3. Arahkan pandangan pada Kristus yang lebih besar dari pencobaan
4. Datang pada Kristus, berserah, berharap, belajar pada-Nya (Mat. 11:28-29).

Sumber: warta MDC Surabaya

menghadapi pencobaan



I.            BAGAIMANA CARANYA MENGHADAPI PENCOBAAN.

A.    Belajar & berusaha utk melihat jangka panjang segala sesuatu terhadap pengaruh & akibatnya. Buatlah pemikiran & perhitungan yg matang & dewasa sesuai kehendak Tuhan dgn pengertian yg benar & bukan pengertian sendiri & semaunya.
B.     Pelajari & mengerti dgn baik 1Kor.10:13 (jelaskan sesuai pengertian dlm ayat tsb.). Tuhan adalah setia bersama kita & telah membrikan kuasa & kemampuan, serta jalan keluarnya. Tinggal keputusan & tindakan kita terhadap firmanNya dgn iman & perbuatan.
C.     Berharaplah & gunakan kemampuan RK utk memperbaharui, merubah, menguasai & memotivasi pikiran & tindakan kita sesuai FT. yoh.14:15,16.
D.    Pasang/taruh pikiran kita menurut pikiran Kristus/FT. Kol.3:1,2. Artinya berpikr sebagai pemenang thdp pencobaan2 itu. Serta tdk berfokus kpd keinginan2 yg menarik kita jauh dari Tuhan & kehendakNya.
E.     Kenalilah & kuasailah kelemahan & kekurangan, serta keterbatasan kita. Jika kita mengetahui hal 2 ini, maka kita akan lebih peka thdp RK & FT. Shg kita mampu menguasainya. (cth. Jika kita lemah dlm menggunakan uang, jangan pergi ke mall & baca2 iklan).
F.     Kenalilah waktu2 kelemahan yg kritis. Jangan biarkan tubuh terlalu lapar/haus (kecuali lagi puasa, supaya tdk jadi rakus). Jangan biarkan terlalu cepat emosi/marah. Jangan biarkan terlalu kesepian/menyendiri. Jangan biarkan tubuh & pikiran terlalu cape/lelah.
G.    Bangunlah pertahanan dgn membaca FT, berdoa & memuji Tuhan. Shg kita lebih peka kpd Tuhan & mudah menguasai pikiran & perasaan kita dgn kehendakNya dari pada pikran & perasaan kita.

Melawan Godaan

Godaan apa saja yang harus Saudara lawan? Pernahkah Saudara tergoda untuk merayu seseorang yang bukan teman hidup Saudara? Jika Saudara tidak menikah, pernahkah ada dorongan untuk menerima ajakan orang yang tidak seiman untuk berkencan?

Sewaktu menonton televisi atau menggunakan Internet, seorang Kristen mungkin tiba-tiba tergoda untuk menonton apa yang najis. Apakah hal itu pernah terjadi atas diri Saudara, dan jika demikian, bagaimana reaksi Saudara?

Tindakan yang bijaksana adalah merenungkan bagaimana satu langkah yang salah dapat mengarah ke langkah berikutnya dan kemudian ke perbuatan salah yang serius. (Yak. 1:14, 15)

Pikirkan kepedihan hati yang akan ditimbulkan atas Tuhan, jemaat, dan keluarga Saudara akibat satu dosa yang serius. Sebaliknya, kita dapat memiliki hati nurani yang bersih jika kita tetap loyal kepada prinsip-prinsip ilahi. (Baca Mazmur 119:37; Amsal 22:3.)

Kapan pun Saudara menghadapi ujian semacam itu, bertekadlah untuk berdoa meminta kekuatan agar dapat melawannya.

Sabtu, 03 Agustus 2013

Sleeping with the enemy



Sleeping with the enemy
Dengan siapa kita tidur setiap malam?

Pasangan kita.

Siapa yang kita lihat saat membuka mata di pagi hari?

Pasangan kita.

Dengan siapa kita menghabiskan sebagian besar hidup kita?

Pasangan kita.

Artinya,

jika kita bermusuhan dengan pasangan kita,

maka kita benar-benar menghidupi kehidupan

seperti judul film yang pernah top pada tahun 90-an:

“Sleeping with the enemy” – tidur dengan musuh.

Tragis!
Hidup kita berbahagia atau tidak, sesungguhnya tergantung seberapa baiknya hubungan kita dengan pasangan. Apalagi pernikahan adalah komitmen seumur hidup untuk hidup bersama dalam suka dan duka hingga maut memisahkan kita. Karena itu marilah kita belajar membangun hubungan yang terbaik dan termanis dengan pasangan, sehingga pada gilirannya kita membangun kebahagiaan kita sendiri. Kalau bukan kita yang mengusahakannya, lalu siapa lagi?

Jika diamati lebih jauh, banyak permasalahan dan pertengkaran dalam pernikahan dimulai dari hal-hal kecil yang remeh: salah memilih kata-kata, tanpa sengaja meremehkan, merasa lebih hebat dari pasangan dan sebagainya. Jika kita tidak bersedia memaafkan, menyimpan dendam, atau bahkan membalasnya akibatnya lama kelamaan berkembang menjadi masalah yang bertumpuk-tumpuk. Kumpulan sakit hati kecil-kecil yang menahun inilah yang menimbulkan pertengkaran dan permasalahan besar, yang pada titik tertentu, mengakibatkan perceraian.

Beberapa syarat mendasar bagi pasangan yang hendak menikah adalah kemampuan memaafkan, melupakan dan bersedia memperbaiki diri. Kemampuan ini akan terus menerus dibutuhkan selama kita masih bernafas. Karena pernikahan itu usaha untuk mengenal dan membangun hubungan dengan pasangan seumur hidup.

Ada beberapa prinsip dasar yang harus kita sadari agar dapat membangun hubungan yang harmonis:

- Suami istri adalah satu kesatuan.

Artinya, kemenangan suami sama dengan kemenangan istri, demikian pula sebaliknya. Ada teman wanita merasa bangga saat dipuji bahwa dia pandai berbisnis. Lama kelamaan suaminya merasa tersaingi. Istri yang bijak menyadari dan memberikan kesempatan agar suaminya dihargai orang lain. Jika dipuji untuk kehebatannya, sang istri bisa mengatakan bahwa “istri bisa hebat karena memiliki suami yang luar biasa”. Demikian pula dengan sang suami, ingatlah kesuksesan suami bisa terjadi karena ada istri hebat di belakangnya. Mungkin saja istrinya tidak ikut bekerja, namun sang istri sudah bersusah payah mengelola rumah tangga dengan baik sehingga sang suami bisa berbisnis dengan tenang. Kalau rumah tangga bermasalah, tentu bisnis juga terganggu.

.

-Lupakan dan maafkan hal-hal kecil.

Hidup bersama senantiasa ada gesekan. Biasanya yang menimbulkan gesekan adalah hal-hal kecil. Tidak mengembalikan barang pada pada tempatnya, menutup pintu terlalu keras, lupa membawa sesuatu, lupa mematikan lampu, tidak mau mengantar belanja dan sebagainya. Memang menjengkelkan. Tetapi sebelum marah, renungkan kembali, apakah pertengkaran yang kita alami dan hubungan yang mendingin sesudahnya, sepadan dengan masalahnya? Daripada mengomel karena menutup pintu terlalu keras, kita bisa bilang: ”lain kali pelan-pelan jika menutup pintu”. Ucapkan tanpa emosi dan nada yang manis. Jika lain kali lupa, ingatkan kembali. Tidak perlu dibuat emosi, mengomel dan marah-marah bukan?

Yang sering terjadi, pintu ditutup terlalu keras. Lalu yang satu mengomel ”memang kamu kasar, sama seperti keluargamu yang kasar-kasar”… Nah label ‘kasar’ ini yang menimbulkan dendam apalagi jika sudah menyangkut keluarga, dendam kian membara. Tidak mau kalah, pihak lain ikut menghina juga… Akibatnya yang bikin sakit hati bukan lagi persoalan menutup pintu tetapi penghinaan antar keluarga. Apalagi jika orangtua dan keluarganya mendengar, mereka ikut marah. Bahkan tidak sedikit yang akhirnya bercerai.

Jika suami tidak mau mengantar belanja, ya sudah cari solusi lain yang bisa. Jika pasangan lupa mengembalikan sesuatu atau lupa mematikan lampu, kita yang mengembalikannya atau mematikan lampunya. Sesungguhnya bukan sesuatu yang berat. Tergantung cara kita memandang persoalannya. Bukankah seharusnya kita menerima pasangan kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya? Kasih menutupi segala sesuatu. Tidak perlu masalah kecil seperti itu dibesar-besarkan. Inilah bagian dari pengorbanan yang harus kita lakukan agar hubungan pernikahan kita tetap harmonis.

Jika suatu saat pasangan melakukan hal yang benar, segera puji dan hargai. Pujian senantiasa lebih efektif mengubah seseorang daripada omelan.

-Bereaksi dengan bijak saat pasangan emosi.

Jika pasangan kita salah mengeluarkan kata-kata ketika dia sedang emosi, misalnya mengatakan: bodoh, malas, teledor atau komentar-komentar negatif lainnya, tetaplah diam! Jangan menjawab atau membalasnya. Itu untuk menghindari pertengkaran yang tidak perlu.

Tidak perlu marah dan membalas! Toh sesungguhnya kita tidak lebih bodoh, saat dikatakan bodoh. Kita juga tidak lebih pintar saat dipuji pintar. Orang yang berjiwa besar adalah orang yang bisa mengendalikan emosinya: tahu kapan harus berbicara dan kapan harus diam.

.

-Bicarakan saat suasana sudah tenang dan situasi menyenangkan.

Tidak berarti kita harus memendam ketidakadilan selamanya. Itu bodoh namanya. Ada teman yang mengalah terus meski sesungguhnya sakit hati selama bertahun-tahun. Itu salah. Suatu saat, kepahitan yang disimpan akan meledak dan akibatnya akan jauh lebih buruk. Tidak sedikit perempuan yang jatuh cinta pada pria lain karena merasa tidak dihargai suaminya, sementara di luar dia bertemu dengan pria yang menghargainya.

Bicarakan baik-baik apa yang kita inginkan, saat suasana sedang santai dan nyaman. Ceritakan dengan jujur bahwa saat kata-kata yang melecehkan dikeluarkan, itu menyakitkan. Ingatkan pasangan kita, jika bukan suami/istri yang menghargai, lalu siapa lagi? Sikap dan perkataan kita dalam memperlakukan pasangan, merupakan contoh bagi orang di luar sana untuk memperlakukan pasangan kita. Jika kita menghargai pasangan kita maka orang lain akan menghargai diri kita dan pasangan kita pula. Sampaikan dengan kata-kata yang baik, nada yang rendah tanpa emosi. Pada dasarnya, pasangan kita itu mengasihi kita. Kalau kita menyampaikannya dengan baik, dia juga akan merasakan kepedihan dan luka hati kita.
-Tidak selalu harus sepakat.

Tidak semua hal bisa kita sepakati dengan pasangan. Perbedaan pandangan merupakan hal biasa. Tidak perlu kita harus merasa bermusuhan atau berhadapan saat ada hal-hal yang tidak kita sepakati. Jika itu bukan hal yang berbahaya, biarkan dulu. Tidak perlu bertengkar. Jika itu hal yang krusial, cari sumber dari buku atau bahan lainnya untuk mendukung bahwa pendapat kita benar. Atau ajak dia supaya bisa meminta pendapat orang yang ahli di bidang masalah yang kita hadapi. Jika yang dihadapi masalah bisnis, minta saran dari orang yang sukses berbisnis. Jika yang dihadapi masalah anak, cari saran dari pakar pendidikan anak. Minta supaya pasangan kita mempertimbangkan lagi, tanpa memaksa.

Jika segala upaya sudah dilakukan dan pasangan tetap bergeming, doakan saja. Serahkan masalah ini ke dalam tangan Tuhan namun hiduplah damai dengan pasangan. Tuhan bisa mengubah pikiran pasangan kita atau justru mengubah situasi yang ada. Jika situasi tetap berlangsung, mungkin Tuhan sedang membentuk karakter kita agar kita bisa belajar hidup bersama dengan damai dan penuh kasih, meski tidak sepakat. Jangan mengejar dan mencari-cari kesalahan pasangan. Itu membuat masalah kian berat. Mudah untuk memulai pertengkaran, namun sulit untuk menghentikannya. Bersikaplah cerdik dan bijak. Sesungguhnya, kita tidak pernah dapat mengubah orang lain. Kita hanya bisa menginspirasi seseorang untuk berubah. Tidak ada gunanya memaksa.

.

-Biasakan untuk berbagi mimpi.

Pasangan kita itu bukan peramal. Jadi kita harus menceritakan mimpi-mimpi kita, apa yang kita inginkan dan sebagainya. Katakan dengan jujur bagaimana kita ingin diperlakukan. “Pa, saya senang lho kalau kita sedang jalan-jalan lalu kita bisa bergandengan tangan…” atau “Liburan itu sesuatu yang sangat berarti buat saya. Sejak kecil saya punya cita-cita ingin melihat tempat-tempat yang indah.” Jika diucapkan dengan manis, tanpa menuntut, biasanya pasangan juga senang. Pasangan kita juga punya kerinduan ingin merealisasikan mimpi kita, karena dia mengasihi kita.

Tetapi jangan sekali-kali menuntut seperti ini,”Lihat itu Pa, suaminya Mira romantis sekali. Setiap jalan, Mira selalu digandeng.” Biasanya pria justru gengsi jika kita menuntut dan membandingkannya dengan pria lain. Dia justru akan bersikukuh dengan sikapnya. Dia gengsi.
Zig Ziglar, pembicara dan penulis buku terkenal, memiliki resep pernikahannya yang bahagia selama 66tahun hingga beliau meninggal dunia, “Treat your spouse after you get married just like you did right before you got married.”- Perlakukan pasanganmu sesudah menikah, seperti sebelum menikah. Kita perlu belajar menerapkannya karena resep ini sudah terbukti sukses!
Pada akhirnya, dibutuhkan kasih, kedewasaan, kecerdikan dan jiwa besar untuk membangun rumah tangga yang bahagia. Ini adalah sekolah seumur hidup karena di setiap masa, tantangannya berbeda. Namun dengan beberapa strategi sederhana di atas, setidaknya kita bisa mengurangi berbagai pertempuran yang tidak perlu. Seperti kata Sun Tzu, ahli perang China yang terkenal, “dengan strategi yang tepat kita dapat memenangkan pertempuran tanpa harus bertempur.”  Selamat mencoba!
.
Pernikahan bahagia adalah persatuan dua orang yang pemaaf
Robert Quillen
.
Karena itu,
sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati,
kelemahlembutan dan kesabaran.
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain,
dan ampunilah seorang akan yang lain
apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain,
sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu,
kamu perbuat jugalah demikian.
The Book Of Colossians