Rabu, 14 November 2012

etos kerja

1. Pengertian Etos kerja

Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat .

Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau sesesuatu kelompok.

Secara terminologis kata etos, yang mengalami perubahan makna yang meluas. Digunakan dalam tiga pengertian yang berbeda yaitu:

a. suatu aturan umum atau cara hidup

b. suatu tatanan aturan perilaku.

c. Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku .

Dalam pengertian lain, etos dapat diartikan sebagai  berkehendak atau berkemauan yang disertai semangat yang tinggi dalam rangka mencapai cita-cita yang positif.

Etos dalam terminologi Prof. Dr. Ahmad Amin adalah membiasakan kehendak (karakter/akhlak). Etos adalah sikap yang tetap dan mendasar yang melahirkan perbuatan-perbuatan baik dengan mudah (karena sudah jadi karakter) dalam pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan diluar dirinya.

Dari keterangan diatas saya menyimpulkan bahwa kata etos berarti watak atau karakter seorang individu atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan yang disertai dengan semangat yang tinggi guna mewujudkan sesuatu keinginan atau cita-cita.

 

Etos kerja adalah refleksi dari sikap hidup yang mendasar maka, etos kerja pada dasarnya juga merupakan cerminan dari pandangan hidup yang berorientasi pada nilai-nilai yang berdimensi transenden/tidak terlihat.

Menurut Toto Tasmara etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna pada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih sesuatu yang optimal (high Performance) .

Dengan demikian adanya etos kerja pada diri seseorang pengusaha atau pekerja akan lahir semangat untuk menjalankan sebuah usaha atau pekerjaan dengan sungguh-sungguh, adanya keyakinan bahwa dengan berusaha secara maksimal hasil yang akan didapat tentunya maksimal pula. Dengan etos kerja tersebut jaminan keberlangsungan usaha/ pekerjaan akan menjadi lebih baik.

 

2. Fungsi dan Tujuan Etos Kerja (Amsal 6:6-11)

6  Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: 7  biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya,  8  ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. 9  Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?  10  "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" 11  maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

 

Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individ yang bertujuan untuk:

a. Pendorang timbulnya perbuatan

b. Penggairah dalam aktivitas

c. Penggerak, seperti mesin bagi mobil karena besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan

Kerja merupakan perbuatan melakukan pekerjaan dan menurut kamus Purwadaminta, Kerja berarti melakukan sesuatu, sesuatu yang dilakukan . Kerja memiliki arti luas dan sempit dalam arti luas kerja mencakup semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi maupun non materi baik bersifat intelektual maupun fisik, mengenai keduniaan maupun akhirat. Sedangkan dalam arti sempit, kerja berkonotasi ekonomi yang bertujuan mendapatkan materi.

 

Jadi pengertian etos adalah karakter seseorang atau kelompok manusia berupa kehendak atau kemauan dalam bekerja yang disertai semangat yang tinggi untuk mewujudkan cita-cita (Tujuan).

 

Nilai kerja  yang alkitabiah dapat diketahui dari tujuan hidup manusia untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan  akhirat. Kebahagian hidup di akhirat adalah kebahagiaan sejati, bersifat kekal dan lebih dari kehidupan dunia. Manusia harus mempunyai bekal di dunia dan di manapun manusia menginginkan kebahagiaan. Manusia berbeda-beda dalam mengukur kebahagiaan, ada yang mengukur kebahagiaan dengan  banyaknya harta, kedudukan, jabatan, wanita, pengetahuan dan lain-lain. Pada kenyataannya keadaan-keadaan lahiriah tersebut tidak pernah memuaskan jiwa manusia, bahkan justru dapat menyengsarakannya. Jadi tujuan etos kerja  di dunia dilakukan dengan tidak melupakan kehidupan akhirat.

 

3. Etos kerja Kristiani

James Collin menulis bahwa: "kunci success adalah dengan tujuan yang jelas dan mulia sebagai dasar sebuah perusahaan dan karyawan untuk bekerja."  Benda bekerja sebagaimana fungsinya atau tujuannya diciptakan. Manusia diciptakan Tuhan untuk apa? Manusia diciptakan untuk memuliakan Tuhan (Yesaya 42:6-7; 43:7. Pada abad ke 19 teolog Karl Bart mengatakan bahwa orang Kristen tidak perlu bertanya apa yang menjadi tujuan hidupnya karena tujuan orang Kristen sama dengan tujuan Kristus yaitu memuliakan Bapa di Surga. Tugas kita hanya merespon dengan taat. 

 

 Kolose 3:22-24

22  Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.23  Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. 24  Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.

 

1Petrus  2:18-21

 18 Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.  19  Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.20  Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.21  Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

 

Dalam terjemahan Bahasa Indonesia sehari-hari, (1Petrus 2:18)  Saudara-saudara yang menjadi pelayan, tunduklah kepada majikanmu dengan sehormat-hormatnya; bukan hanya kepada mereka yang baik hati dan peramah, tetapi juga kepada mereka yang kejam.

 

Dalam kehidupan pada saat sekarang, setiap manusia dituntut untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja seseorang akan menghasilkan uang, dengan uang tersebut seseorang dapat membelanjakan segala kebutuhan sehari-hari hingga akhirnya ia dapat bertahan hidup. Akan tetapi dengan bekerja saja tidak cukup, perlu adanya peningkatan, motivasi dengan tekat yang kuat.

 

Setiap pekerja, harus dapat menumbuhkan etos kerja, karena pekerjaan yang ditekuni bernilai ibadah. Hasil yang diperoleh dari pekerjaannya juga dapat digunakan untuk kepentingan ibadah, termasuk didalamnya menghidupi ekonomi keluarga. Oleh karena itu seleksi memililih pekerjaan menumbuhkan etos kerja yang menjadi suatu keharusan bagi semua pekerjaan. Adapun etos kerja yangi tersebut adalah: dilakukan karena perintah Allah, kerja keras dan memiliki cita-cita yang tinggi

 

Dengan demikian etos kerja adalah akhlak dalam bekerja sesuai dengan nilai-nilai alkitabiah sehingga dalam melaksanakannya tidak perlu lagi pikir-pikir karena ia sudah mengertii, meyakini dan mau melakukan etos kerja sesuai dengan firman Tuhan.

 

Seseorang yang memiliki semangat kerja, atau etos yang tinggi, dapat dilihat dari sikap dan tingkah lakunya, diantaranya:

 

1.       Ia adalah seorang yang memiliki Orientasi ke masa depan

Semua kegiatan harus di rencanakan dan di perhitungkan untuk menciptakan masa depan yang maju, lebih sejahtera, dan lebih bahagia daripada keadaan sekarang. Untuk itu hendaklah kita selalu membuat perhitungan untuk mempersiapkan hari esok.

2.        Ia seorang pekerja keras, teliti dan dapat menggunakan waktu semaksimal mungkin

Kerja santai, tanpa rencana, malas, pemborosan tenaga, dan waktu adalah bertentangan dengan nilai alkitabiah. Alkitab mengajarkan agar setiap detik dari waktu harus diisi  untuk meningkatkan keimanan, mendapatkan berkat  dan memberkati.

3.        Ia seorang yang bertanggung jawab.

Semua masalah diperbuat dan dipikirkan, harus dihadapi dengan tanggung jawab, baik kebahagiaan maupun kegagalan, tidak berwatak penjilat/mencari perlindungan ke atasan, dan melemparkan kesalahan kebawahan.

Setiap orang akan diminta pertanggungjawaban oleh Tuhan kita  (Matius 25:23)  Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar