Rabu, 14 November 2012

penanggulangan bahaya pornografi

Penanggulangan Bahaya Pornografi

Diterbitkan Mei 10, 2008 ASA , Pornografi 3 Komentar - komentar

Badai pornografi yang menghantam bangsa ini, dan menyerang dari seluruh penjuru mata angin, mau tak mau harus disikapi dan dihadapi bersama-sama seluruh komponen masyarakat dengan berbagai upaya pula. Secara garis besar tentu ada 2 :

1.    Penanganan internal : Meningkatkan ketahanan diri dan keluarga

2.    Penangan eksternal: Adanya regulasi yang tegas dan payung hukum yang memadai

MENINGKATKAN KETAHANAN DIRI & KELUARGA

Dahsyatnya terpaan tsunami kemanusiaan ini telah membuat para pendidik blingsatan dan tergopoh-gopoh mengajak para tokoh untuk membangun kembali dan menebar spirit keprihatinan dengan mengobarkan lagi semangat mengokohkan kehidupan keluarga, dan menjadikan "Ketahanan Keluarga" sebagai modul pembelajaran yang harus disebar luaskan.

Adalah Psikolog Elly Risman, penerima "Peduli Award 2007" versi Forum Indonesia Muda, yang sudah belasan tahun lalu menenggarai akan ada pengerusakan akhlak yang sistemik menghantam ketahanan bangsa. Khusus menghadapi badai pornografi sekarang ini, Elly mengajak para orang tua menelaah kembali pendidikan dasar agama yang bukan hanya teori di dalam setiap rumah tangga, namun lebih menitik beratkan kepada praktek. Kemudian Elly juga menghimbau para orang tua tidak gagap teknologi, dan mengevaluasi kembali cara berkomunikasi dengan anak-anak, serta menyadari bahwa ketersediaan waktu untuk buah hati merupakan unsur yang selayaknya menjadi prioritas. Elly menyindir, betapa keluarga 'moderen' saat ini telah menjelma menjadi weekend parent. ( Padahal dalam suasana berakhir pekan dan hari libur nasionalpun, begitu banyak para orang tua masih saja bekerja bahkan menjalankan tugas ke luar daerah dan keluarga negeri ).

Anak-anak dan remaja yang memiliki ketahanan diri, biasanya merupakan produk dari orang tua yang berhasil membangun ketahanan keluarga.

Nah, untuk membangun ketahanan keluarga, komunikasi menjadi kunci persoalan.

Berikut tips yang diberikan Elly Risman untuk membangun komunikasi yang sehat dalam keluarga :

1.    Kenali diri anak

2.    Tumbuhkan harga diri & kepercayaan diri anak

3.    Biasakan anak berfikir, memilih dan mengambil keputusan sendiri

4.    Bekali anak dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menjaga diri dan selalu waspada terhadap segala kemungkinan akan bahaya yang mengancam.

APA YANG SALAH DALAM POLA ASUH SELAMA INI ?

Orang tua tidak menyadari betapa pentingnya menjelaskan tentang sentuhan dan bagaimana menyikapinya. Anak tidak diajarkan sejak dini, bagaimana mengartikan sentuhan yang 'aman' dan yang tidak. Kebanyakan orang tua juga tidak menjelaskan perbedaan antara orang asing, keluarga dan muhrim.

Ketika pola makan dan gaya hidup sudah berubah, di mana asupan gizi dan protein yang jauh lebih baik membuat anak tumbuh dengan cepat secara fisik, namun orang tua kerap lalai menyelaraskan dengan kesiapan mental, dan spiritual.

Sebagian besar anak memasuki masa akil baligh tanpa tuntunan orang tua. Mereka sendiri menjelajah dunia baru yang tentu begitu asing baginya hingga terkadang mereka terantuk-antuk menjalaninya, termasuk ketika menghadapi serangan virus pornografi. Tidak banyak orang tua yang dengan fasih menjelaskan bahaya pergaulan bebas dan dampak pornografi pada anak, sebaliknya malahan justru orang tua sendiri yang secara sadar maupun tidak memfasilitasi masuknya racun-racun itu.

Lebih jauh Elly Risman memberikan tools bagaimana harus bersikap dan apa yang mesti kita lakukan ;

A. SELESAIKAN DULU URUSAN DI DALAM RUMAH

Mari bersama melihat ke dalam diri sendiri, bagaimana hubungan kita dengan anak selama ini. Terutama bagaimana membangun komunikasi yang berlangsung sehari-hari dan apa akibatnya bagi pembentukan harga diri anak. Bagi orang tua yang pandai berkomunikasi, maka kantong jiwa anak akan penuh. Ibarat bola pingpong yang penuh, maka ia akan mudah digelindingkan ke sana kemari, jadi orang tua tidak mengalami kesulitan dalam mengarahkan anak meniti jalan kehidupan yang aman.

B. PERSIAPKAN ANAK.

1. Meningkatkan pola komunikasi yang efektif

2. Tanam dan diskusikan tentang nilai-nilai moral dan agama

3. Reparasi harga diri; Jika anak ditumbuhkan harga diri, maka anak merasa dirinya berharga. Dengan demikian anak akan punya kepercayaan diri untuk menentukan sikap, memilih dan memutuskan.

YANG HARUS DIWASPADAI :

1.    Dengan siapa anak bergaul

2.    Apa saja kegiatan anak dari waktu ke waktu

3.    Di mana saja anak menghabiskan waktu

4.    Apa dan bagaimana tontonan serta bacaan mereka

5.    Isi telepon genggam anak ( Organg tua wajib tahu dengan cara bijak, sehingga anak tidak merasa hak dan kehidupan pribadinya dikangkangi )

6.    Situs apa yang diakses anak. Pantau setiap saat anak membuka internet, dan jangan pernah meletakkan komputer dengan akses internet di kamar pribadi. Sebaiknya komputer ditaruh di ruang keluarga dengan layar menghadap ke ruang terbuka tempat orang berlalu lalang , bukan menghadap dinding, sehingga siapapun mudah memantau apa yang sedang dimainkan, dikerjakan dan diakses anak.

7.    Pendidikan seks perlu, tapi goalnya bukan untuk melakukan dengan aman ( safe sex ) namun agar anak tidak melakukannya. Contoh, agama Islam melarang umatnya mendekati zina, jadi dengan kata lain, jangan coba-coba mendekatinya apalagi melakukannya.

KERJASAMA

Untuk mengatasi badai yang sedemikian ganas, tidaklah mungkin orang tua dapat melakukan sendiri-sendiri tanpa menggalang kerjasama dengan berbagai pihak seperti :

1.    Sesama anggota keluarga

2.    Dengan pihak sekolah

3.    Dengan pembantu rumah tangga

4.    Dengan sopir

5.    Dengan tetangga

6.    Komunitas lain tempat anak beraktifitas dan bersosialisasi

SARAN UNTUK GENERASI MUDA

·         Kenali diri sendiri

·         Tidak mengkonsumsi segala bentuk pornografi

·         Putuskan goal yang ingin diraih & cara meraihnya

·         Kenali dampak teknologi pada diri dan masa depan

·         Bagaimana mewakafkan diri, waktu dan tenaga bagi proteksi anak-anak & remaja dari dampak buruk media dan teknologi

·         Cari/bentuk kelompok gerakan anti porno yang rutin mengadakan pendekatan dengan kalangan terkait, gencar berkampanye anti porno dan memberikan reward kepada warnet-warnet bersih dari porno.

·         Mengkritisi berbagai tontonan dan menulis sebanyak-banyaknya kritik tersebut ke berbagai media massa

·         Jika melihat tayangan/tontonan/media yang sangat tidak layak moral, segera buat rencana eskalasi isu, tentukan konsep positioning paper untuk memperjelas tuntunan kepada setiap stake holder.

·         Budayakan hari tanpa tv di rumah masing-masing, sekali setahun, sekali sebulan, hingga sekali sepekan sekali.

·         Bergabunglah dengan ASA Muda, tempat mangkalnya para aktifis mahasiswa/pemuda yang kritis, dinamis, idealis, serta punya seabreg potensi dan prestasi dan yang utama concern dengan nilai-nilai luhur bangsa. semoga tak kalah keren dengan gang " The Rising Stars " yang lain J.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar